Skip to main content

HILANGKAN INSECURE DENGAN AL QURAN

Assalamualaikum warahmatullah wabaraktuh,

Apakah disini ada teman-teman yang pernah mengalami insecure? Kata ini mendadak akrab di telinga karena masifnya penggunaan media sosial dewasa ini. Medsos gak salah, penggunanya juga gak salah sih. Hanya kita sebagai penonton aja yang gak bisa kontrol hati dan pikiran kita. Jiwa narsistik netizen yang menggebu membuat followernya menjadi meng-compare, dan akhirnya menjadi insecure. “Kenapa wajahku gak secantik mereka ya? Duh, kayaknya hanya aku deh yang belum lulus kuliah. Kenapa mereka udah sukses, tapi hidupku gini-gini aja?” Dan masalah-masalah lainnya yang menghantui dan membuat kita minder dengan orang dan lingkungan. Trus, gimana dong cara menyembuhkan penyakit insecure ini? Apa ada obat yang manjur yang bisa menghilangkan rasa gelisah dan minder kita? Nahh, berikut adalah rangkuman webinar Farah Qoonita yang berjudul “Healing Your Insecurity With Quran”. Yukk, simak ulasan berikut ini !!!

 


Etalase story media sosial teman atau kerabat, membuat kita menjadi menarik diri dari lingkungan dan merasa hidup kita gak se-keren mereka, hidup kita gak se-beruntung mereka. Sadar atau tidak, pastinya hal ini pernah kita rasakan ketika melihat keren dan bahagianya teman-teman kita di 15 detik story instgramnya. Tahukah teman-teman bahwa Allah hanya mengizinkan kita iri pada dua hal :

“Tidak ada iri hati kecuali dalam dua perkara, (yaitu) orang yang diberi harta oleh Allah lalu ia belanjakan untuk tujuan yang benar dan orang yang dikaruniai ilmu dan kebijaksanaan lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Lalu, Qoonit juga menambahkan kita tidak boleh membandingkan diri kita dengan orang lain karena sejatinya tiap orang punya jalan hidup, takdir, dan latar belakang keluarga yang berbeda. Lalu, apa yang boleh dibandingkan? Bandingkanlah diri kita dengan kita di masa lampau. Apakah kita yang hari ini ini lebih baik dari hari kemarin?

Tau gak teman-teman, bahwa iblis adalah sosok pertama yang melakukan comparing. Ketika Allah menyuruh mailakat, jin, dan iblis untuk tunduk pada Adam, iblis pun menolak dan meng-compare dirinya dengan Adam.

...(Iblis menjawab), “Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al A’raaf : 12)

Trus, kalian tau kan apa akibatnya? Iblis pun terusir dari surga dan Allah memberinya waktu selama dunia ini berputar untuk menyeret kita menjadi teman-teman mereka di neraka nanti.

Allah berfirman, “Maka turunlah kamu darinya (surga); karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah ! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina.” (QS. Al A’raaf : 13)

Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka  dari depan, dari belakang, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS. Al A’raaf : 16-17)

Tuh kan, compare diri kita dan orang lain itu cuma menimbulkan masalah.

Berbicara kembali soal insecure, para nabi dan sahabat/ sahabiyah pun pernah kok merasa insecure. Nabi Muhammad SAW merasa insecure ketika istri dan pamannya meninggal. Siti Maryam mengalami insecure yang parah ketika diberikan ujian oleh Allah. Nabi Yaqub menangis hingga buta ketika kehilangan anaknya nabi yusuf. Dan nabi yunus juga merasa insecure ketika gagal mendakwahi umatnya. Insecure memang manusiawi kok.

Dalam sebuah ayat di Al quran, Allah mengatakan bahwa setiap manusia yang beriman akan diuji oleh Allah.

“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” ( QS. Al Baqarah : 155)

Jadi, ujian memang sudah fitrahnya ada dan bersabar adalah solusi pertamanya.

Tahukah teman-teman bahwa pada akhir zaman ini, hanya ada dua jalan yang ditawarkan pada kita? Qoonit menjelaskan, golongan pertama adalah orang-orang yang dekat dengan setan (sibuk  menurutkan hawa nafsu, mengerjar kesenangan, sadar atau tidak sadar larut dalam dosa dan kemaksiatan). Golongan kedua adalah orang-orang yang dekat dengan malaikat (gemar membaca Alquran, suka menghadiri majelis ilmu, rajin mengamalkan ibadah sunnah, aktif dalam segala kebaikan).

Kenapa Al quran bisa menjadi healing ketika kita ditimpa kesedihan? Karena ketika kita membaca Alquran, malaikat berbondong-bondong mengelilingi kita, ingin ikut menyimak kalam Allah yang kita bacakan. 

 


 

Abu Hurairah mengatakan, “Sesungguhnya, rumah yang di dalamnya dibacakan Al quran, maka lapanglah penghuninya, banyak kebaikan, malaikat menghadirinya, dan setan-setan meninggalkannya. Sebaliknya, rumah yang tak dibacakan Al quran, maka sempitlah penghuninya, sedikit kebaikannya, malaikat meninggalkannya, dan seta-setan mendekatinya”

“Dan Kami turunkan dari Alquran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman” (QS. Al Isra’ : 82)

Menariknya, Qoonita menyebutkan bahwa sesungguhnya setiap rasa khawatir, cemas, was-was, bahkan malas yang ada pada diri kita berasal dari setan.

Dalam Al qurat surat An Nas  ayat 4-5 disebutkan :

“dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia”

Jadi, jika kita gemar membaca Al quran, otomatis kita akan dekat dengan malaikat dan setan akan ogah mendekati kita. Namun, jika kita mencari healing dengan kesenangan-kesenangan yang sementara, maka setan pun akan terus mendekati, menghasut kita, membisikkan rasa was-was ke hati, dan rasa insecure kita pun menjadi bertambah-tambah. 


Jadi, mau sembuhkan rasa insecure kamu dengan cara yang mana nih? 😊

 TO BE CONTINUED

Comments

Popular posts from this blog

Mereka Yang Menginspirasi

  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.   Menurut kalian nih, mana yang lebih susah hijrah atau istiqomah ? Iya, bener. Istiqomah itu yang susah. Untuk bisa bertanggung jawab sama diri sendiri itu susah, menepati janji untuk melaksanakan ibadah dengan rutin apalagi. Niat yang benar dan ilmu yang cukup tidak bisa menjamin keistiqomahan kita jika tidak didukung dengan lingkungan yang baik. Oleh karena itu, gak salah jika di jaman now ini ada banyak komunitas hijrah yang berusaha mengawal dan membina muslim dan muslimah yang telah hijrah untuk bersemangat dan bisa istiqomah di jalan Islam.   Oh ya, selama 2,5 tahun di Jogja saya juga menemukan banyak sosok inspiratif dalam hal ibadah dan syiar Islam disana. Simak kisah-kisah mereka ya !!! 1. Mengajak Sholat Berjamaah Teman-teman yang menimba ilmu di Fakultas Ilmu Budaya UGM, pasti kenal dengan sosok beliau. Pak Aris memang terang-terangan dakwahnya. Beliau tidak berceramah, tapi beliau menepuk pundak serta ...