Skip to main content

Mereka Yang Menginspirasi

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 Menurut kalian nih, mana yang lebih susah hijrah atau istiqomah ?

Iya, bener. Istiqomah itu yang susah. Untuk bisa bertanggung jawab sama diri sendiri itu susah, menepati janji untuk melaksanakan ibadah dengan rutin apalagi. Niat yang benar dan ilmu yang cukup tidak bisa menjamin keistiqomahan kita jika tidak didukung dengan lingkungan yang baik. Oleh karena itu, gak salah jika di jaman now ini ada banyak komunitas hijrah yang berusaha mengawal dan membina muslim dan muslimah yang telah hijrah untuk bersemangat dan bisa istiqomah di jalan Islam.  

Oh ya, selama 2,5 tahun di Jogja saya juga menemukan banyak sosok inspiratif dalam hal ibadah dan syiar Islam disana. Simak kisah-kisah mereka ya !!!

1. Mengajak Sholat Berjamaah

Teman-teman yang menimba ilmu di Fakultas Ilmu Budaya UGM, pasti kenal dengan sosok beliau. Pak Aris memang terang-terangan dakwahnya. Beliau tidak berceramah, tapi beliau menepuk pundak serta merangkul mahasiswa-mahasiswa muslim yang pria untuk bersegera meninggalkan aktivitas mereka dan melangkahkan kaki ke masjid.

Caranya ?

Beliau berjalan keliling fakultas dan langsung menghampiri serta mengajak mereka untuk sholat berjamaah ke masjid.

Beliau cukup berkata, “Ayok Mas, kita ke mesjid”

Dan tak lupa menutupnya dengan senyum simpul.

Itu dilakukan tiap hari?

Iya, setiap hari ketika beliau berada di fakultas, tepatnya menjelang sholat Zuhur dan Ashar.

Masha Allah, dakwah yang sangat nyata

 

*grabbed from Google*


2. Gemar Menunaikan Sholat Sunat Rawatib

Siang itu kami memang tidak sholat tepat waktu. Jadinya, kami mendirikan sholat munfarid (mendirikan sholat secara sendirian) saja di musholla fakultas. Ketika ingin mulai sholat, terjadilah percakapan di antara kami :

A : Mbak, nanti kamu balik duluan aja.

Me : Gak papa, kita bareng aja.

A : Jangan, aku sholatnya lama.

Me : Ya, aku tungguin kok

A : Jangan mbak. Pokoknya kamu duluan aja. Aku gak papa sendirian.

Setelah saya selesai sholat dan terus memperhatikan si teman ini, saya akhirnya dapat menyimpulkan bahwa si A lama bukan karena bacaannya yang panjang dan khusyuk, namun dia menunaikan sholat sunah rawatib sebelum dan sesudah sholat Zuhur. Masha Allah, keren ya?

"Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan sholat sunnah 12 rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zuhur, dua rakaat setelah zuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya, dan dua rakaat sebelum subuh." (HR. Tirmidzi no. 414)

 

3. Gemar Berpuasa Sunah Senin-Kamis

Kantin Pascasarjana, 11: 00

Me : Aku mau pesan soto, kamu mau makan apa?

B : Gak usah lah Kak. Aku udah kenyang

Me : Lho, ini kan udah mau siang. Memang kamu gak lapar?

B : Gak Kak. Tadi pagi aku udah sarapan kok

Saya pun tambah bingung dan langsung mengajukan pertanyaan pamungkas

Me: Jadi kamu puasa sunah ya hari ini? Sarapan itu maksudnya sahur kan ?

B : Hmm, ii iya Kak. Aku lagi puasa. Hehehe

"Berbagai amalan dihadapakan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa." (HR. Tirmidzi no.747)

Sejauh yang saya pahami, ibadah boleh dirahasiakan atau tidak asal kita tidak memiliki niat untuk riya (pamer) atau sombong kepada orang lain. Jika kita tidak yakin bisa mengindari sifat riya, alangkah baiknya jika ibadah sunah tersebut dirahasiakan seperti yang dilakukan teman saya di atas. 

 

4. Punya Banyak Hafalan

Teman saya yang satu ini unik dan lucu. Saya banyak menghabiskan waktu bersamanya di beberapa kegiatan.

Ketika berada di atas motor di kala itu :

C : hfghh klllllppp....

Karena lagi di atas motor saya gak bisa menangkap jelas apa yang dia nyanyikan.

Me : (*dalam hati) Dia nyanyiin lagu apa sih? Kok lagunya aku gak kenal?

Setelah disimak dengan baik-baik sekali lagi

Me : Subhannallah, kamu ngaji ya barusan?

C: Iyaaa

Ketika kami selesai menunaikan sholat berjamaah di suatu masjid, si C berjalan  menghampiri adik-adik TPA yang sepertinya lagi me-murojoah hafalannya.

Anak TPA : .......... (*membaca sebuah ayat, tapi lupa sambungannya)

Dia udah ulang dua kali, tapi masih tetap lupa

C : Dekk ,sambungan ayat yang tadi ini. ........(*lantunkan bacaan Al quran)

Anak TPA : Iya, iya. Makasih ya Mbakk !

Muka si C sumringah sekali melihat anak itu senang dan dia berhasil membantu anak tersebut.

Me : Memangnya tadi kamu bantu sambungkan surat apa sih?

C : Surat Al baqarah

Me : Masha Allah, kamu hafal surat Al Baqarah? Itu kan panjang banget suratnya. Kamu beneran hafal semua???

C : Iya, udah lama aku hafalnya.

Me : (*dengan antusias) Trus, trus, kamu udah hafal berapa juz? Kalau Al baqarah aja kamu bisa hafal, pastinya juz 30 kamu udah hafal semua dong?

C : ............ (*hanya tersenyum)

Me : Kok gak dijawab sih?

C : Sudahlah, cukup aku dan Allah aja yang tau berapa juz yang sudah aku hafalkan. Aku gak mau berbangga diri, uni.

Me : Oh, maaf ya kalau pertanyaan aku maksa. Tapi aku boleh tanya satu hal gak?

C : Apa itu?

Me : Apa sih yang menjadi motivasi terbesar kamu untuk mau menghafalkan Al quran?

C : Hmm, gini. Kita ini muslim dan mengakunya beriman kepada Allah. Hmm, hal yang pernah terlintas dan menjadi penguat untuk aku semangat hafalkan Al quran adalah, jika kita udah meninggal nanti dan ketemu Allah, kita mau jawab apa kalau Allah minta bukti bahwa kita beriman kepadanya ? Mungkin Allah akan berkata, kamu ngakunya beriman, tapi tau gak isi kalam-kalamKu? Kalau kita jawab tau, apa buktinya?

Ya Allah, bahkan hal seperti ini gak pernah terlintas di kepalaku.

C : Jangan sampai kita nanti ketemu Allah tapi tidak bisa membuktikan cinta kita kepadaNya, uni.

Me : Subhanallah, kamu luar biasa banget.

C : Jangan pernah puji aku. Yang luar biasa Allah, bukan makhlukNya.

"Orang yang membaca dan menghafal Alquran, dia bersama para malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca Alquran, dia berusaha menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua pahala." (HR. Bukhari)

 Siapa yang menghafal Alquran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orangtuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orangtuanya akan diberi pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orangtuanya, bertanya, "Mengapa saya sampai diberi pakaian seperti ini?". Lalu, disampaikan kepadanya, "Disebabkan anakmu telah mengamalkan Alquran. (HR. Hakim)


5. Gemar Membaca Al quran Dimanapun Berada

Ketika itu kami sedang menjadi panitia di suatu kegiatan dan lagi istirahat menunggu acara berikutnya. Sembari menunggu, aku dan dua orang temanku lagi asik ngobrol di kamar. Ngobrolnya bukan bertiga sih, hanya berdua. Temanku yang satu lagi asikkk banget liatin handphone. Dari tadi pandangannya gak pernah lepas dan beberapa kali mulutnya komat kamit. Harusnya kalau lagi ngobrol gini, kita tinggalin hape dan milih untuk menghargai teman dengan ikut mengobrol kan?

Saya yang pada saat itu agak kesal, akhirnya mencodongkan badan agak ke depan agar bisa liat apa yang dia pantengin di layar sekhusyuk itu.

Me : Kamu liatin apa sih dari tadi? Kenapa serius banget ?

D : .............(*dia masih diam)

Setelah saya berhasil melihat,

Me : Ya Allah, jadi kamu barusan ngaji? Kamu diam-diam dari tadi itu lagi baca Al quran ya ?

D : (*senyum) Iya, mbak.

Me : Ya ampuunn, maaf ya. Maaf banget aku udah suudzhon. Keren banget ya bisa ngaji dimana aja kayak gitu?

D : Gak selalu sih mbak. Tapi ini udah jadi kebiasaan sejak mondok.

Me : Masha Allah, kamu mantan santri rupanya.

D : Hehehe, maafin ya kalau penampilan keseharianku gak kayak santri 


 

6. Segerakanlah Sholat

Ketika kami berdua pulang dari perpustakaan pusat pada malam itu

Me : Yukk pulang bareng !

E : Udah adzan isya. Ayok sholat dulu

Me : Iya sih, tapi kita mau sholat dimana? Barang bawaanku mana banyak gini. Ke Maskam ribet naik-naik ke atas lagi. Kita kan mau sekalian makan setelahnya.

E : Nahh, sholat disana aja (*sambil nunjuk GSP)

Me : Hah? Kamu yakin mau sholat disana? Toiletnya gak bersih. Musholanya sempit dan pengap. Nanti kamu complaint lagi.

E : Gak papa lah sekali-sekali tahan napas. Allah udah memanggil kita lewat adzan. Harus disegerakan sholatnya.

E : Kalau udah adzan, kita harus segera shalat. Jangan ditunda-tunda.

Me : Okay, ayoklah.

Dari Ibnu Masud, bahwa seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah, amalan apa yang paling utama? Rasulullah menjawab : " Shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada kedua orangtua, dan jihad fi sabilillah" (HR. Bukhari)

 

Yep, semoga kisah-kisah di atas bisa menjadi pelajaran bagi kita, dapat menjadi pelecut semangat agar kita bisa meneladani keistiqomahan mereka. Mari perbanyak teman-teman soleh agar kita pun tergerak untuk berlomba-lomba dalam ibadah dan kebaikan. Saya pribadi pun mengalami kesulitan untuk sholat dengan khsuyuk, sulit untuk memulai ibadah sunnah, dan berat untuk membiasakannya. Tak apa jika belum istiqomah, setidaknya kita sudah mencoba untuk lebih baik, bukan? Supaya gak terasa berat, yuk perbanyak teman-teman soleh.

Jangan jalan sendiri, kamu gak akan kuat J

 

Comments